×
العربية english francais русский Deutsch فارسى اندونيسي اردو

Permintaan Formulir Fatwa

Captcha yang salah

Kitab / Khutbah Jumat / PERSELISIHAN ITU TERCELA

Views:3339
- Aa +

PERSELISIHAN ITU TERCELA

الخلاف شر

إنَّ الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضلَّ له، ومن يُضلل فلن تجد له ولياً مرشداً، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمداً عبد الله ورسوله، صلَّى الله عليه وعلى آله وصحبه، ومن اتبع سنته بإحسان إلى يوم الدين، أما بعد:

فاتَّقوا الله أيها المؤمنون، اتَّقوا الله تعالى حق التقوى، وارقُبوا مقامكم بين يدي الله جلَّ وعلا، فإنَّ كلَّ أحد قائم بين يدي ربه، ليس بينه وبينه ترجمان، يسأله جل وعلا عن الدقيق والجليل، والصغير والكبير، ولا فكاك من ذلك كله إلا بتقوى صادقة وتوبة راشدة يعود فيها الإنسان إلى ربه، يتوقَّى مواطن الزلل ومواقع الخطأ والخطر.

أيها المؤمنون، عباد الله! إن هذه الدنيا جُبلت على التنوع والاختلاف، فالله تعالى قد خلق الزوجين ذكراً وأنثى، والله سبحانه أجرى من سنته في كونه ليلاً ونهاراً، فله اختلاف الليل والنهار سبحانه وبحمده، ومن بديع صنعه وعظيم قدرته أن خلق الأضداد، فذاك حسن وذاك قبيح.

Bertakwalah wahai kaum mukminin, bertakwalah dengn sebenar-benar ketakwaaan. Ingatlah waktu di mana seorang hamba di depan Allah Yang Maha Agung dan Maha Tinggi. Setiap orang akan berdiri di hadapan Tuhannya tanpa perantara. Allah bertanya hal yang kecil dan yang besar. Tidaklah selamat seorang kecuali dengan ketakwaan yang benar, taubat yang lurus menuju Tuhannya. Ia berusaha menghindari perkara yang menjatuhkannya dari dosa dan kesalahan. Ia jauhi tempat yang berbahaya (bagi akhiratnya)

Wahai kaum mukminin, para hamba Allah.

Sesungguhnya dunia ini telah diciptakan dengan penuh perselisihan. Allah Ta’ala telah menciptakan makhlukNya berpasangan laki-laki dan perempuan. Allah telah memutar antara malam dan siang hari. Allah yang membuat perbedaan malam dan siang. Dan dari keindahan penciptaanNya dan agungnya kekuasanNya adalah diciptakannya sesuatu yang berlawanan. Ada yang baik dan ada yang jelek.

والضد يظهر حسنه الضد***وبضدها تتميز الأشياء .

Dan lawan itu memperlihatkan kebaikan lawan itu * dan dengan lawannya terlihat jelas segala sesuatu.

Perbedaan adalah kenyataan yang pasti terjadi. Tidak mungkin dihindari. Tidak ada cara untuk membatasinya. Tidak ada jalan untuk mengakhirinya. Ia adalah ketetapan Allah yang tetap akan terjadi pada anak Adam. Bahkan dalam semua makhluk. Perbedaan ada. Hanya saja perbedaan itu bermacam-macam dan memiliki ukuran, bentuk dan warna yang bermacam-macam. Ada yang terpuji. Ada yang tercela. Ada berupa kejelekan yang merata dan kerusakan yang besar. Oleh karena itu, sebagai manusia harus bisa membedakan mana perbedaan yang tercela dan mana jenis perbedaan yang memang bisa diterima. Tidaklah bisa mengetahui itu kecuali dengan teliti. Karena perselihan adalah kejelekan. Tidaklah bisa diketahui kebaikan kecuali dengan mengetahui kejelekan.

عرفت الشرَّ لا للشر لكن لتوقيه      

Tidaklah aku mempelajari kejahatan untuk bisa berbuat jahat, tapi karena ingin menghindarinya.

Tidaklah seseorang mengetahui Islam orang yang tidak tahu kejahiliyahan. Terlepasnya ikatan keislaman (seseorang) karena kebodohan orang yang bodoh dan apa yang terdapat pada orang yang menyimpang.

Wahai kaum mukminin,

Sesungguhnya Allah berfirman :

{إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ}

“Sungguh, (agama Tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, sembahlah Aku”

Dan persatuan ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu atas umat ini. Bahkan Allah memberikan kabar bahwa ini adalah umat yang satu; ia adalah umat Islam dari zaman Adam ‘alaihi salam sampai akhir zaman selalu bersatu di dunia ini. Yang menjadi tanda akhir zaman dengan dicabutnya ruh seluruh kaum muslimin. Mereka adalah umat yang satu. Berkumpul dalam tujuan yang agung. Dan itulah yang menjadi tujuan diciptakannya makhluk.

{وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ}

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu”

Maka kesatuan ini tidak bisa ditawar lagi. Tidak boleh meninggalkannya. Perbedaan di dalamnya adalah perbedaan yang tercela yang sangat besar. Allah telah mencela perselisihan dalam hal ini dalam kitabNya dan sunah RasulNya. Perbedaan jika mengakibatkan ditinggalkannya perkara tauhid, dihinakannya hak Rabb semesta alam. Mengeluarkan manusia dari Islam yang dimiliki Allah Tuhan langit dan bumi, maka semua itu adalah tercela tanpa ragu. Allah Ta’ala berfirman :

{وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً}

“Dan jika Tuhanmu berkehendak maka akan dijadikan umat ini umat yang satu”

Tetapi hikmah dari Allah telah mewajibkan adanya pebedaan dan perselisihan.

{وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ}

“dan mereka senantiasa tetap bersilisih”

Ini bukan perbedaan dalam masalah halal atau haram ataupun masalah cabang (yang kecil) dalam agama. Ini adalah perselihan yang disebutkan Allah dalam firmanNya :

{فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ}

“segolongan berada di surga dan segolongan yang lain di neraka”

Perselihan antara ahli kekafiran dengan ahli iman.

{وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِي الْكِتَابِ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ}

“dan sungguh orang-orang yang menyelisihi Al Kitab (Al Quran) dalam kesusahan yang sangat”

{وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا}

“dan mengikuti jalan selain jalannya orang mukmin, maka kami palingkan apa yang mereka inginkan dan Kami lempar di neraka Jahanam, dan ia adalah seburuk-buruk tempat kembali”

Sesungguhnya (perselisihan yang tercela) itu adalah perbedaan dalam masalah keyakinan kepada Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Dia, tidak ada penguasa (yang benar) kecuali Dia. Tidak ada yang mengatur selain Dia. Tidak ada yang berhak disembah kecuali Dia. Perbedaan ini adalah perbedaan yang tidak mungkin diterima. Dan tidak bisa dicerna. Ini adalah perselisihan yang buruk. Untuk itulah Allah Tuhan kita berfirman :

{وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ* إِلَّا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ}

“dan tetaplah mereka berselisih. Kecuali orang-orang yang dikasih sayangi Tuhanmu”

Orang yang dirahmati Allah maka ia selamat dari perselisihan ini. Karena perselihan ini mengantarkan ke neraka. Sebagaiman yang Allah kabarkan dalam firmanNya :

{فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ}

“segolongan berada di surga dan segolongan yang lain di neraka”

Sedangkan perbedaan dalam masalah hukum halal dan haram tidaklah tercela secara mutlak. Maksudnya tidak tercela dalam sebagian keadaan. Tapi kadang menjadi tercela di sebagian keadaan sebagaimana akan dijelaskan dalam beberapa contoh perselisihan

Ya, perselisihan dan perbedaan menjadi tercela jika berujungbkepada perpecahan dalam masalah agama. Perpecahan umat menjadi bekelompok-kelompok dan golongan. Organisasi dan jamaah yang salng berselisih. Allah berfirman :

{وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ}

“Janganlah kalian menjadi terpecah belah dan berselisih setelah datang kepada mereka penjelasan”

Perselisihan ini adalah peselisihan yang tercela, karena menjerumuskan kepada pecahnya kesatuan umat dan persatuannya yang tidak mungkin ditawar lagi. Tidak boleh mundur dari komitmen tersebut. Umat menjadi satu adalah tujuan dan maksudnya. Allah yang memerintahkan. Mewujudkan (persatuan) adalah bentuk sebenar-benar ibadah kepada Allah Yang tidak ada sekutu bagiNya.

Jika ada perbedaan pendapat dan ijtihad dalam (yang masih dalam) koridor  (persatuan) yang besar ini maka tidak mengapa. Tetapi jika terus berlanjut yang akhirnya memecah belah umat dan muncul ucapan kejahiliyahan yang dilabeli dengan berbagai macam label, maka ia adalah kejelekan yang wajib dihindari. Dan (perselisihan)ini masuk dalam perkataan sahabat Ibnu Masud :

«الخلاف شر، الخلاف شر، الخلاف شر»

“perselisihan itu tercela, perselisihan itu tercela, perselisihan itu tercela”

Ya, wahai kaum mukminin perselisihan adalah keburukan jika menjerumuskan kepada kesesatan, permusuhan, hilangnya hak dan direndahkannya yang seharusnya dihormati.

Betul, perselisihan adalah tercela jika menjadikan adanya saling menjauh dan  saling membenci walaupun dalam permasalahan sepele baik dalam permasalahan agama maupun dunia.

Perpecahan adalah sesuatu yang jelek jika berindikasi untuk melepaskan diri dari hukum syariat, mengurai ikatannya, bermain-main dengan permasalahan agama, ataupun menghancurkan aturan (agama) yang sudah tetap dan akhlak-akhlaknya.

Perselisihan menjadi tercela jika menjadi sarana pengasingan dan menghilangkan identitas umat dan upaya untuk memasukan perselisihan dalam masalah (hukum) yang asalnya tidak ada perselisihan di dalamnya.

Saya akan memberikan contoh agar kalian mengetahui apa yang dimaksud dengan perselisihan yang masuk dalam jenis ini :

Mereka adalah orang-orang yang memanfaatkan perselisihan untuk melanggengkan kerusakan. Mereka menyebarluaskan di tengah-tengah masyarakat. Ataupun (menyebarkan) kejelekan agar dipikul masyarakat. Semua itu adalah kerja keras mereka, bukan dalam rangka meninggikan kalimat Allah atapun menolong agama ini atau menjelaskan syariat. Mereka bertujuan menghancurkan aturan-aturan yang sudah tetap. Melepaskan diri dari akhlak dan nilai-nilai. Menjadikan (masyarakat) kembali dalam kemunduran. Mereka bekerja sebagaimana telah berhasil menimbulkan musibah di negara-negara lain dengan kerja keras ataupun tanpa perlu bekerja keras, dengan niatan yang benar atau tanpa niat yang benar. Niat yang benar tidak akan menyebabkan amalan yang rusak.

Betapa banyak pekerjaan yang diniatkan dengan niat yang baik. Tapi tidak mungkin menjadikan niat yang baik ini bisa menjadikan suatu hukum diterima atau ditolak. Contohnya yang kita dengar tentang perbedaan pendapat dalam masalah hijab dan membuka wajah bagi perempuan. Kebanyakan dari para penulis dan pembicara mengungkapkan tentang masalah menutup wajah bagi perempuan. Mereka menyampaikan adanya perselisihan pendapat di kalangan ulama tentang menutup wajah. Apakah hukumnya boleh atau tidak. Mereka ketengahkan dalil-dalil, perkataan (para ulama), pendapat. Mereka kuatkan makalah mereka dengan berbagai macam argumen. Tetapi tersembunyi (maksud) di balik itu semua. Bukanlah yang dimaksud adalah (hukum) membuka wajah. (hukum) wajah adalah masalah yang sudah lama dipersilihkan dan tidak mungkin hilangkan (dalam ranah keilmuan). Bahkan para ulama sudah berbeda pendapat sejak lama. Tetapi (tersingkap maksud) di balik itu semua adalah untuk menghilangkan rasa segan dan (menyingkap) leher-leher (wanita). Memperlihatkan bagian tubuh (wanita) dan mengeluarkan wanita dari tempat kehormatannya dan rasa malunya. Inilah yang mereka inginkan walaupun dengan mengetengahkan perbedaan pendapat dalam masalah fikih. Perselisihan pendapat dalam masalah fikih dalam beberapa keadaan tidak bermaksud untuk menjelaskan kebenaran ketika menjadi sarana yang lebih jauh dari itu dalam rangka mengobral aurat dan keburukan. Kita berdoa kepada Allah keyakinan akan buruknya hal ini.

اللهم ألهمنا رشدنا، اللهم ألهمنا رشدنا، اللهم ألهمنا رشدنا، وقنا شر أنفسنا، أقول هذا القول، وأستغفر الله العظيم لي ولكم، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.

الخطبة الثانية:

Khutbah kedua :

الحمد لله رب العالمين، أحمده لا أحصي ثناءً عليه كما أثنى على نفسه، له الحمد في الأولى والآخرة، وله الحكم وإليه ترجعون، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبد الله ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه، ومن اتبع سنته بإحسان إلى يوم الدين، أما بعد:

فاتقوا الله أيها المؤمنون، اتقوا الله تعالى والزموا أمره وشرعه وقدِّسوا ما أمركم بتقديسه، فإن تعظيم الله تعالى في القلوب من أجلِّ القربات، {مَا لَكُمْ لا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا} ، ومن تعظيمه: تعظيم شرعه، وتعظيم حقه، لا نحصي ثناءً عليه سبحانه وبحمده، نعوذ برضاه من سخطه، وبمعافاته من عقوبته، وبه منه، لا نحصي ثناءً عليه كما أثنى على نفسه.

Bertakwalah wahai kaum mukminin. Bertakwalah dan komitmen terhadap semua perintah dan syariatNya. Sucikan apa yang diperintahkan untuk disucikan. Sesungguhnya mengagungkan Allah di dalam hati adalah sebesar-besar pendekatan diri.

{مَا لَكُمْ لا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا}

“Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?”

Yang termasuk dalam mengagungkan syariatnya adalah dengan dengan mengagungkan hakNya. Kita tidak menghitung berapa banyak pujian untukNya, Maha Suci dan Maha Terpuji. Kita berlindung dengan ridhaNya dari murkaNya. Dengan maafNya dari hukumanNya. Kita berlindung dengan (Dzat)Nya dari (hukuman)Nya. Kita tidak bisa menghitung-hitung pujian kepadaNya sebagaimana (Allah) memuji atas diriNya.

Perselisihan tercela jika menjadi pengantar untuk melepaskan diri dari hukum syariat. Jka ditempatkan pada selain tempatnya maka menjadi pelaris keburukan dan kerusakan. Untuk hal tersebut terdapat contoh yang banyak bisa masuk dalam pembaicaraan ini dan itu. Tetapi sesungguhnya terjaga dan saling menasehati dan kerjasama dalam kebaikan dan takwa merupakan sebesar-besar sarana untuk membendung kejahatan dan kerusakan. Dan sesungguhnya kejadian yang besar dilempar antara orang yang berlebihan dan menggampangkan. Orang yang lalai dan berlebihan, antara penyeru kejelekan dan penyeru kepada ketertutupan dan ketidak terbukaan. Yaitu masalah bercampurnya laki-laki dan perempuan di dalam pekerjaan dan selainnya. Permasalahan ini adalah masalah yang besar. Tidaklah mengetahuinya kecuali orang yang diberikan Allah ilmu dengan firmannya dan hadis RasulNya, dan kecenderungan pendapat-pendapat dan apa yang sesuai dengan keadaan. Sesungguhnya dari kesalahan adalah terlalu beraninya sebagian orang untuk berkata sesuatu yang tidak ia ketahui akibatnya. Tidak mengetahui kerusakan yang ditimbulkannya. Tidak melihat penguat-penguatnya dalam kenyataan yang terjadi.

Mengetengahkan kembali kisah tentang bercampurnya wanita dan laki-laki di zaman Nabi baik di masjid maupun selainnya tidaklah bermanfaat dalam menjual campur baur orang yang bermain-main yang melepaskan diri dari semua aturan. Ini adalah permisalan yang masuk dalam berkataan Ibnu Masud “perselisihan itu tercela”

 

Seorang wanita hendaknya bekerja di zaman penuh dengan problematika dan lahan pekerjaan terbuka di segala bidang, ini adalah masalah yang sepertinya bukan tempatnya untuk diperdebatkan. Adapun berdebat dalam masalah ini sama halnya kembali kebelakang yang tidak ada manfaat di dalamnya. Karena, seorang wanita pasti akan keluar rumah, namun seseorang hendaknya bisa mengambil prioritas untuk apa ia keluar untuk menghindari keburukan yang menjadi peringatan bagi umat dengan kerusakan yang jelas, dan apa yang didapati umat dari kejahatan dan fitnah sebanding dengan kadar apa yang terjadi dari ikhtilath dan fitnah wanita. Ini bukanlah karangan belaka. Ini adalah perkataan orang yang tidak berbicara dengan hawa nafsunya. Nabi salallahu ‘alaihi wa salam bersabda dalam kitab Sahih dari hadis Usamah :

«ما تركت بعدي فتنة أضر على الرجال من النساء»

“tidaklah aku tinggalkan setelah hidupku fitnah yang sangat berbahaya atas para laki-laki kecuali dari wanita”

Ini menunjukkan bahayanya perkara ini. Yang aneh banyak orang lalai dari perkara ini. Mereka merasa biasa dengan keluarnya para wanita tanpa adanya batasan dan aturan. Wanita boleh keluar, tetapi keluarnya dia harus tetap menjaga auratnya, dan terpelihara dari fitnah-fitnah dan kejelekan. Dijaganya syariat. Dibatasinya kerusakan yaitu zina yang merupakan hal yang bisa membinasakan yang paling besar dan merusak dalam masyarakat. Oleh karena itu telah berfirman Tuhan kalian :

{وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا}

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji. Dan suatu jalan yang buruk”Q.S. Al Israa’ : 32.

Wahai kaum mukminin, perselisihan tercela jika berujung kepada perpecahan umat. Menceraikan kehormatan persatuan. Persatuan adalah rahmat sebagaimana disampaikan dalam Musnad Imam Ahmad dari hadis Numan bin Baasyir dengan sanad yang yang lemah tetapi maknanya benar :

«الجماعة رحمة، والفُرْقة عذاب»

“Bersatu adalah rahmat, dan perpecahan itu adalah adzab”

Dan sudah seyogyanya kita bergerak menuju terwujudnya persatuan. Malam di bawah pemimpin yang dzalim lebih baik daripada malam dalam perpecahan dan adzab. Dan kalian bisa menyaksikan apa yang terjadi pada saudara-saudara kalian di banyak negara kaum muslimin ketika hilangnya kekuasaan yang bisa menjadikan berdirinya negara dan pengaturan urusan-urusan mereka.

Kekacauan tidak akan memberikan manusia manfaat, tidak ada kehormatan untuk mereka, tidak ada kemuliaan jika orang bodoh dari mereka menjadi pemimpin.

Maka sudah sepantasnya bagi orang Islam untuk bersatu dan saling memahami. Saling bersatu dengan agama Allah Ta’ala. Dari bentuk persatuan  yang terpuji : bersatu di bawah pemimpin, dan menjaga hak-hak mereka, mendoakan kebaikan untuk mereka dengan meminta taufik, ketetapan (hati), perhatian besar dalam menjaga kemakmuran umat. Menjaganya dari mengambil teman yang jahat dan orang yang suka membuat fitnah di dalamnya. Dan wajib ditegaskan perkara ini.

Dengarkanlah contoh berikut sebagai penutup khutbah ini. Sahabat Abdullah bin Masud shalat di belakang Usman bin Affan –radiyallahu ‘anhuma- waktu haji pada masa kekhalifahan Usman. Pada beberapa musim haji Usman shalat sebagaimana Nabi salallahu ‘alaihi wa salam  , Abu Bakar dan Umar mereka shalat. Mereka shalat dua rakaat Dzuhur dan Ashar di Arafah. Tetapi Usman berijtihad pada suatu tahun dan berpendapat tentang menyempurnakan bilangan shalat. Kemudian Usman shalat Dzuhur empat rakaat dan shalat ashar empat rakaat. Shalatlah Ibnu Mas’ud di belakang beliau. Ibnu Mas’ud pernah mengatakan :

«إن ذلك خلاف سنة النبي صلى الله عليه وسلم»

“Sesungguhnya itu menyelisisi sunah Nabi salallahu ‘alaihi wa salam.”

Maka sebaigian orang berkata kepada Ibnu Mas’ud : “wahai Abu Abdullah! Engkau pernah katakan ini menyelisihi sunah kemudian kamu sendiri shalat di belakang Usman? Maka berkatalah Ibnu Mas’ud rahimahullah :

«الخلاف شر، الخلاف شر، الخلاف شر»

“Perselisihan adalah tercela, perselisihan adalah tercela”

Ini adalah pemahaman yang sangat teliti untuk menyatukan umat dan tidak menghancurkan ikatan (persatuan)nya (hanya) karena perbedaan pendapat dalam masalah hukum fikih atau hasil ijtihad. Ini yang harus disebarkan dan dikuatkan. Jangan sampai saling mencela antara orang yang berijtihad walaupun ijtihadmu menyelisihi ijtihadnya selama dalam perselisihan ini tercela, kerusakan, perpecahan dan permusuhan.

اللهم احفظنا بحفظك، واكلأنا برعايتك، وارزقنا الاعتصام بحبلك، {وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا} .

اللهم قنا شرَّ كل ذي شرٍّ أنت آخذ بناصيته، اللهمَّ ألهمنا رشدنا وقنا شر أنفسنا، اللهمَّ أعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك، اللهم ارزقنا البصيرة في الدين، اللهم ارزقنا البصيرة في الدين، اللهم ارزقنا البصيرة في الدين، وثبتنا عليه يا رب العالمين، ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين، اللهم آمنا في أوطاننا، وأصلح أئمتنا وولاة أمورنا، واجعل ولايتنا فيمن خافك واتقاك واتبع رضاك يا ذا الجلال والإكرام.

اللهم صلِّ على محمد، وعلى آل محمد، كما صليت على إبراهيم، وعلى آل إبراهيم، إنك حميد مجيد

 


×

Apakah Anda benar-benar ingin menghapus item yang sudah Anda kunjungi?

Ya, Hapus