×
العربية english francais русский Deutsch فارسى اندونيسي اردو

Permintaan Formulir Fatwa

Captcha yang salah

Fatwa / aqeedah / Hukum mempercayai zodiac untuk mengetahui sifat dan keberuntungan

Views:2153

Pertanyaan

Wahai Syaikh yang mulia, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, apa hukum mempercayai al-abroj (zodiac) untuk mengetahui sifat dan keberuntungan?

حكم الاعتماد على الأبراج في معرفة الصفات والحظوظ

Menjawab

Segala puji hanya milik Allah, aku bershalawat dan salam atas Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabat beliau.  
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Amma ba’du.


Al-abroj (الأبراج) bentuk plural dari kata (البُرْج) (rasi bintang/zodiac), maksudnya adalah (lingkaran-lingkaran khayal di cakrawala) tempat kedudukan matahari dan bulan; sebagaimana diketahui bahwa matahari memakan waktu untuk mengelilingi rotasinya selama dua belas bulan, adapun bulan memakan waktu untuk mengelilingi rotasinya dalam satu bulan, Allah telah menjadikan kedudukan gugusan bintang sebagai sifat dari langit, dan bersumpah dengannya dalam surat Al-Buruj:

  ﴿ وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوْجِ ﴾

“Demi langit yang mempunyai gugusan bintang.” (QS. Al-Buruj: 1).

Dan rasi bintang ini berjumlah 12 yang telah dikenal manusia sejak masa lampau di belahan dunia barat dan di timur, terkumpul nama-namanya dalam bait syair berikut:

حَمَلُ الثَّوْرِ جَوْزَهُ السَّرَطَانُ      وَرَعْيُ اللَّيْثِ سُنْبُلُ المِيْزَانِ
وَعَيْنُ العَقْرَبِ بِقَوْسِ الجَدْيِ     وَمَلْءُ الدَّلْوِ بِرْكَةُ الحِيْتَانِ

Aries (domba), taurus (sapi jantan), gemini (anak kembar), cancer (kepiting), leo (singa), virgo (anak gadis), libra (neraca),
Scorpio (kalajengking), sagitarius (panah), capricornus (anak kambing), aquarius (timba), pisces (ikan)

Dalam masalah mengamati rasi-rasi bintang untuk mengetahui sifat manusia dan nasib mereka, tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ahli ilmu akan keharamannya, tidak diperkenankan; atas dasar hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan ashabus sunan (sunan Abu Dawud, An-Nasa`i, Ibnu majah dan At-Tirmidzi) dari hadits Abdullah bin 'Abbas –semoga Allah meridhai keduanya- berkata, telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:

(( مَنِ اقْتَبَسَ عِلْماً مِنَ النُّجُوْمِ، فَقَدِ اقْتَبَسَ شُعْبَةً مِنَ السِّحْرِ، زََادَ مَا زَادَ )).

Artinya: “Barangsiapa yang mempelajari satu ilmu dari ilmu perbintangan, maka dia telah mempelajari satu cabang dari ilmu sihir, semakin bertambah (ilmu nujumnya) maka bertambah pula (ilmu sihirnya).”

Dan (larangan) ini bersifat menyeluruh pada setiap apa yang di pelajari dari (ilmu) yang diambil dari perjalanan bintang dan posisi-posisinya, yaitu gugusan bintang, baik dari pengetahuan atau ilmu yang dikaitkan dengan kejadian-kejadian di bumi ataupun karakter manusia.

Termasuk dalil yang menunjukkan larangan bahwa tidak ada pengaruh dari bintang-bintang terhadap kejadian di bumi adalah penjelasan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau shalat bersama para sahabat di Hudaibiyah sesaat setelah turun hujan:

 (( يَقُوْلُ اللَّهُ تَعَالَى: أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِي مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ، فَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ، فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ بِالكَوْكَبِ، وَأَمَّا مَنْ قَالَ: بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا، فَذَلِكَ كَافِرٌ بِي وَمُؤْمِنٌ بِالكَوْكَبِ )).

Allah berfirman: ”Pagi ini di antara hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang berkata: kami diberi hujan dengan karunia Allah dan rahmat-Nya maka dia beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang. Adapun orang yang berkata: (hujan ini turun) karena bintang ini dan bintang itu, (yakni dengan pengaruh bintang, baik pengaruh ini dari sebab akibat ataupun yang menciptakan) maka dia telah kufur kepada-Ku dan beriman kepada bintang.”

Termasuk dalam hal ini keyakinan akan adanya pengaruh dari rasi-rasi bintang terhadap karakter bayi yang terlahir bertepatan dengan rasi tertentu. Dalilnya adalah bahwa hal tersebut termasuk perkara ghaib yang hanya diketahui Allah, sebagaimana firman Allah :

﴿قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ﴾

Artinya: "Katakanlah `Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah.` Dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (QS. An-Naml: 65).

Sebagaimana firman Allah Ta'ala:

﴿عَالِمُ الْغَيْبِ فَلا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا * إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا * لِيَعْلَمَ أَنْ قَدْ أَبْلَغُوا رِسَالاتِ رَبِّهِمْ وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَأَحْصَى كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا﴾

Artinya: ”(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.” (QS. Al-Jin: 26).

Oleh karenanya, siapapun yang mengaku mengetahui sesuatu yang ghaib di masa mendatang walaupun itu sekejap mata, maka dia adalah pembohong, telah mendustakan apa yang telah Allah Ta’ala kabarkan dalam Al-Qur’an.

Termasuk pula dalil yang menunjukkan kebatilan mempercayai zodiac dalam mengetahui sifat manusia adalah: Tidak ada satu bukti yang menunjukkan kebenaran pengaruh zodiac terhadap sifat manusia, semisal: Siapa yang lahir pada rasi bintang aries maka dia memiliki sifat begini dan begitu, dan yang lahir dalam rasi bintang leo maka dia memiliki sifat begini dan begitu, hal tersebut merupakan persangkaan belaka tanpa adanya bukti maupun petunjuk.

Oleh karenanya, wajib atas orang yang beriman untuk menjauhi hal ini, tidak melirik sama sekali dan menghindarinya, karena permasalahannya bukan hanya sekedar iseng, mainan atau hiburan yang menjerumuskan pada perkara yang makruh saja! Bahkan menyebabkan kerusakan pada keimanan, maka perkara ini sangat berbahaya, sebuah pemisah antara keimanan dan kekufuran, dapat menjadi kufur akbar (kekafiran yang besar) jika dia berkeyakinan bahwa rasi bintang itulah yang menciptakan sifat tersebut; karena dia menjadikan selain Allah Ta'ala sebagai pelaku yang berwenang dengan kewenangan yang terpisah dari kehendak Allah –yang Maha mulia dan agung-, ini merupakan syirik akbar dalam rububiyah Allah, dan dapat mejadi kufur asghar (kakafiran yang kecil), manakala dia meyakini bahwa zodiac itu merupakan sebab dari sifat tersebut, maka dia tidak keluar dari agama, akan tetapi dosanya lebih besar dari zina, riba, dan dari durhaka kepada orang tua. Karena berkaitan dengan hak Allah Ta’ala, merupakan wasilah atau langkah menuju syirik akbar.

Dan termasuk dalil yang menunjukkan kebohongan zodiac dalam mengetahui sifat seseorang adalah: Bahwa lahir dalam satu zodiac berapa banyak manusia, dengan beraneka ragam sifat, karakter, postur dan kejiwaan, misal: lahir dalam zodiac aries orang yang dermawan dan orang yang bakhil, orang yang mudah dan sulit, pemarah dan santun, maka mempercayainya merupakan bagian dari perdukunan dan ramalan.

Zodiac adalah dusta dan pemalsuan, maka tidak boleh untuk membaca jadwal zodiac dalam rangka mengetahui sifat manusia, karena pelakunya masuk dalam kategori orang yang mendapat ancaman dari hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Muslim dari hadits Ubaidullah bin Nafi', dari Shafiyyah, dari salah seorang istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

(( مَنْ أَتَى عَرَّافاً فَسَأَلَهُ، لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً )).

Artinya: ”Siapa yang mendatangi peramal kemudian bertanya kepadanya, tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam.”

Ini hukuman bagi yang hanya bertanya, adapun yang membenarkannya, maka sebagaimana telah disabdakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam Musnad Al-Imam ahmad dengan sanad yang baik :

(( مَنْ أَتَى كَاهِناً فَصَدَّقَهُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ )).

Artinya: ”Siapa yang mendatangi peramal, dan mempercayainya, maka dia telah mengingkari apa yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad.”

Layak menjadi perhatian: Bahwa makna kalimat “mendatangi peramal” mencakup seluruh sikap menerima kedustaaan mereka, dengan beragam perantara komunikasi modern ataupun kuno, maka ancaman ini berlaku tidak mesti dengan mendatangi secara langsung, ini satu contoh dari “mendatangi”, dan masuk dalam kategori “mendatangi” juga dengan membaca zodiac yang ada di surat kabar atau majalah, situs internet, surat-menyurat via email, dan mereka yang telfon pada acara peramal dusta, pada hakikatnya (secara hukum) mereka telah mendatangi peramal, oleh karenanya masalah ini sangat berbahaya.

Maka aku ingatkan saudaraku untuk tidak melihat (ramalan) zodiac, karena hal tersebut hanyalah dusta dan penipuan belaka, tanpa didasari ilmu ataupun fakta, hanya satu jenis dari perkiraan, kedustaan dan penipuan. Wallahu a’lam.

 

Saudaramu,
Prof. Dr. Khalid Al-Mushlih
10/3/1435 H


Topik yang Dilihat

1.
×

Apakah Anda benar-benar ingin menghapus item yang sudah Anda kunjungi?

Ya, Hapus